Agus Sugiharto

Semakin sini semakin jelas bagaimana kultur di tempat kerja ini.

Tapi aku sadar bahwa semuanya hanya soal kepentingan saja.

Pesan pada diri ini untuk tetap fokus dalam mengontrol langkah diri.

Dan aku mengingatkan diri bahwa tak perlu sungkan dengan orang yang merendahkan / menyepelekan diri kita. Dalam keadaan setara mengapa harus merasa rendah akibat perilaku tidak menyenangkan seseorang.

Aku teringat dengan sebuah hikmah, bahwa "Kalo kamu tidak mau berubah, akan datang masa dimana kamu dipaksa untuk berubah oleh keadaan".

Seperti pengingat diri bahwa masa terus bergerak.

Kadang kita tahu akan ilmu atau perihalnya, tapi membiarkan atau bahkan menghindar.

Mungkin ada banyak catatan dan hikmah yang terlewatkan. Kucoba kembali menyusunnya kembali dari puing atau sisa ingatan yang masih terpatri.

Sudah sering diri ini mengingatkan pada diri, namun kadang saat pada kondisi tertentu diri ini tak kuasa membendung dorongan kebutuhan di dalam diri.

Dan banyak waktuku berlalu di kotak layar yang ada di genggaman ini.

Ternyata sudah sebulan berlalu dari angka 35 itu. Secepat itu ya.

Berhenti membagikan hal personal di lingkungan kerja adalah salah satu cara untuk menjaga kedamaian diri.

Di lingkungan kerja, kadang lebih baik tampil rata-rata daripada terlalu menonjol. Karena akan selalu ada orang yang ngga ingin tersaingi yang mencari cara agar kita ngga lebih tinggi darinya.

Menjaga diri untuk tetap dalam kondisi sehat lahir dan batin. Meskipun kadang naik turun keadaan diri.
Mensyukuri segala yang sudah dimiliki.
Dan terus berusaha berbuat baik entah untuk diri sendiri ataupun orang lain.

Terus bersemangat mengupayakan kebaikan diri, jatuh bangun ialah rona kehidupan. Senyum sedih silih berganti mungkin cukup melelahkan diri namun ingat selalu bahwa sejatinya kita selalu dibersamai, kita tak pernah sendiri.

Terima kasih ya, segala baik buruknya jalan yang udah terlewati semuanya adalah yang terbaik bagi diri ini.
Tak perlu membandingkan diri.

Dan aku sadar, dari berbagai kesulitan selama inilah diri ini terus berkembang. Terus bertumbuh dalam penghidupan.

Dari sini aku tercerahkan untuk tak lagi dilema dengan persoalan harus tilik rumah seperti dulu lagi atau tidak. Semua berubah, dan sudah sepatutnya demikian.

Jadi entah pulang lama atau sebentar, sekarang tidak perlu jadi beban diriku lagi. Aku harus lebih berfokus membangun diri sendiri.

Berdamai dengan kenangan masa kecil masa bertumbuh, dinamika keluarga di masa lalu yang penuh dengan guncangan.

Sakit yang terasa dalam hati ini selama ini ternyata sumbernya adalah kekecewaan dari dalam keluarga. Antara harapan dan ekspektasi yang tidak seimbang.

Mensyukuri rezeki dengan memanfaatkan dan menggunakannya dengan baik. Jangan disiakan yang sudah dimiliki.

Kalo bukan diri kita sendiri yang membahagiakan diri, lantas siapa.

Dan semua pengalaman ini menjadi pengingat diri agar tidak berlaku demikian bila berkeluarga nanti.

Ternyata kekecewaan yang selama ini menderaku adalah kekecewaan dari dalam lingkungan keluarga dimana dulu diri ini berasal.

Aku juga merasa dejavu dengan keadaan sekarang. Seperti pengulangan di masa laluku kala itu.

Namun yang paling terasa ialah bahwa hati merindukan makna. Bukan benda bukan tampilan atau apapun kesenangan yang disajikan untuk lahiriah. Batin dan hati yang sekarang lebih membutuhkan.

Kadang ngerasa sepi, dan tidak tahu harus apa lagi.

Adapun sekarang ini bila melihat sekitar ataupun pemberitaan yang ada adalah memburuknya kondisi ekonomi hampir di semua lini secara struktural.
Mau mengambil langkah namun masih memikirkan kira kira mana yang bisa dijalankan dan bisa menjadi bekal berlayar ke depan.

Teringat perjalanan selama 10 tahun ke belakang dengan berbagai dinamika yang pernah ada. Ada yang begitu bersinar bahkan berbondong kala itu namun kini nampak redup dan banyak yang berhenti. Naik turun kehidupan berlaku juga untuk mereka.

Bukalah cakrawala pemahaman diri, terus tingkatkan wawasan perbanyak ilmu dan kawan.

Menata hati, menjaganya dari berbagai kotoran yang bisa mencemari adalah tanggung jawab kita pada diri kita sendiri.

Bila hari terasa sempit, bisa jadi ada yang tidak benar yang ada dalam isinya.